I love my Creator more than anything
https://darurrahmahsciences.blogspot.com/2015/09/i-love-my-creator-more-than-anything.html
Menyelesaikan apa yang tidak seharusnya dimulai,
ternyata tidak semudah perkiraanku.
Semua terasa berat,
pada awalnya.
Tiada lagi tempat berbagi cinta.
Tiada lagi tempat canda tawa.
Tiada lagi tempat beradu suara.
Tiada lagi tempat menceritakan asa.
Tiada lagi tempat bertukar rasa.
Tiada lagi tempat merancang mimpi dan masa depan.
Tiada lagi bahu tempatku dulu menghabiskan haru.
Tiada lagi istilah malam minggu.
Iya, tiada lagi kamu.
Sepi.
Sunyi.
Hambar.
Datar.
Tapi ternyata,
dlm segala kesepian itu,
ku temukan sesuatu yg jauh lebih indah.
Ketenangan jiwa yg tak pernah terasa sebelumnya.
Dalam kesunyian tanpamu,
kudapati hati yg tak lagi tersakiti dan menyakiti.
Aku dapat lebih fokus menjadi aku yg apa adanya, tanpa takut kamu murka.
Ketika hidup ini terasa hambar,
Kutemui satu lembaran kosong baru yg dapat kutulis apa saja.
Sesuai kehendakku.
Satu tahap lebih dekat dengan kematangan imanku sbg seorang hamba.
Datarnya hariku tanpa batu-batu besar percekcokan,
Melangkahkan hati, pikiran dan tindakan menuju apa yg mereka sebut “hidayah”.
Menuju hakikat hidup teratas seorang mahluk, “hijrah”.
.
Kamu,
terima kasih untuk semua pelajarannya.
Kita tumbuh bersama.
Mengeksplorasi dunia.
Belajar bersama.
Mengetahui ini.
Memperdalam itu.
Menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan menjadi remaja menuju dewasa.
Dan kini,
kita telah sampai pada persimpangan hidup seorang anak manusia.
Menjemput takdir yang kini semakin jelas rupanya.
Ternyata kita tak tertulis untuk menua bersama.
Nama pada “buku besar"mu bukan aku,
pun sebaliknya.
.
Aku memang tak akan pernah membuka mulut ini untuk bicara,
menghabiskan waktu untuk membicarakan "kenapa kita…”,
tapi percayalah,
Doa-doa tulusku akan selalu menghampirimu.
Berharap hidupmu tanpaku adalah hidup yg jauh lebih bermakna.
Terjaga dari dosa.
Menjaga hati dan sikap dengan tanpa ada lagi pertengkaran yang tak ada ujungnya.
.
.
Semoga apa yang tak terucap lisanku
dapat dimengerti hatimu.
Terimakasih sudah menjadi dari subjek dalam salah satu chapter terbesar hidup seorang aku.
I’m sorry…
I love you no more ☺
because
I love my Creator more than anything.
ternyata tidak semudah perkiraanku.
Semua terasa berat,
pada awalnya.
Tiada lagi tempat berbagi cinta.
Tiada lagi tempat canda tawa.
Tiada lagi tempat beradu suara.
Tiada lagi tempat menceritakan asa.
Tiada lagi tempat bertukar rasa.
Tiada lagi tempat merancang mimpi dan masa depan.
Tiada lagi bahu tempatku dulu menghabiskan haru.
Tiada lagi istilah malam minggu.
Iya, tiada lagi kamu.
Sepi.
Sunyi.
Hambar.
Datar.
Tapi ternyata,
dlm segala kesepian itu,
ku temukan sesuatu yg jauh lebih indah.
Ketenangan jiwa yg tak pernah terasa sebelumnya.
Dalam kesunyian tanpamu,
kudapati hati yg tak lagi tersakiti dan menyakiti.
Aku dapat lebih fokus menjadi aku yg apa adanya, tanpa takut kamu murka.
Ketika hidup ini terasa hambar,
Kutemui satu lembaran kosong baru yg dapat kutulis apa saja.
Sesuai kehendakku.
Satu tahap lebih dekat dengan kematangan imanku sbg seorang hamba.
Datarnya hariku tanpa batu-batu besar percekcokan,
Melangkahkan hati, pikiran dan tindakan menuju apa yg mereka sebut “hidayah”.
Menuju hakikat hidup teratas seorang mahluk, “hijrah”.
.
Kamu,
terima kasih untuk semua pelajarannya.
Kita tumbuh bersama.
Mengeksplorasi dunia.
Belajar bersama.
Mengetahui ini.
Memperdalam itu.
Menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan menjadi remaja menuju dewasa.
Dan kini,
kita telah sampai pada persimpangan hidup seorang anak manusia.
Menjemput takdir yang kini semakin jelas rupanya.
Ternyata kita tak tertulis untuk menua bersama.
Nama pada “buku besar"mu bukan aku,
pun sebaliknya.
.
Aku memang tak akan pernah membuka mulut ini untuk bicara,
menghabiskan waktu untuk membicarakan "kenapa kita…”,
tapi percayalah,
Doa-doa tulusku akan selalu menghampirimu.
Berharap hidupmu tanpaku adalah hidup yg jauh lebih bermakna.
Terjaga dari dosa.
Menjaga hati dan sikap dengan tanpa ada lagi pertengkaran yang tak ada ujungnya.
.
.
Semoga apa yang tak terucap lisanku
dapat dimengerti hatimu.
Terimakasih sudah menjadi dari subjek dalam salah satu chapter terbesar hidup seorang aku.
I’m sorry…
I love you no more ☺
because
I love my Creator more than anything.
Post a Comment